Sejarah hidup generasi Salaf mengandung banyak
sekali pelajaran yang berharga, petuah yang baik, petunjuk dan cahaya,
kemenangan dan keberuntungan, kebahagiaan dan kesuksesan. Di sana ada
penyucian karakter, pelembutan jiwa, pemantapan iman dan tauhid, dan
pemandangan nyata mengenai komitmen terhadap agama. Dan boleh dikata
sejarah hidup mereka adalah f igur yang bisa dijadikan sebagai contoh
dan tauladan dalam segala hal.
Abdullah bin Mas'ud -Rodliallohu Anhu- berkata,
"Barangsiapa
ingin mencari tauladan, hendaklah ia mencari tauladan pada orang yang
sudah mati. Karena orang yang hidup tidak terjamin aman dari ancaman
fitnah."
Itulah jalan dan nasihat sahabat Abdullah bin Mas'ud,
sebagai pedoman bagi kita dalam mencari suri tauladan. Sebab, manusia
yang sempurna jumlahnya sangatlah sedikit.
Membicarakan kehidupan
generasi seperti mereka akan menghidupkan hati dan membangkitkan
semangat Oleh karena itulah ketika ulama besar Al Imam Abdullah bin
Mubarak -rahimahulloh- ditanya, "Mengapa anda tidak mau duduk bersama
kami?" Dia menjawab," Aku pergi untuk duduk bersama para sahabat Nabi
-Sholallahu Alaihi Wassalam- ." Maksudnya adalah beliau lebih memilih
untuk belajar dan membaca buku-buku biografi dan sejarah hidup mereka.
Karena metode pendidikan yang bisa meresap ke dalam hati adalah membaca sejarah hidup orang-orang terkemuka.
Begitu banyak buku-buku yang mengisahkan tentang
perjalanan hidup, siroh, thabaqot, sejarah para Salaf, salah satu
diantaranya kitab : Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya’ ( Perhiasan
para wali dan tingkatan orang-orang ‘suci’), sebuah kitab ensiklopedi
Islam yang memaparkan sejarah dan biografi para ulama Salaf terdahulu
secara detail. Dengan membawakan hadits dan atsar beserta
sanad-nya.mencerikan sejarah hidup generasi islam mulai dari generasi
Shahabat, Tabi’in, tabiut tabi’in dan seterus nay dari ulama-ulama
Sunnah.
Sistematika penyajian buku ini terbilang klasik, karena
semua kisah dan biografi ulama Salaf disini diceritakan menggunakan
hadits dan atsar lengkap, sehingga valliditas dan keontetikan ceritanya
pun bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiyah lewat studi hadits dan
atsar. Oleh karena itu buku ini menjadi referensi utama dalam disiplin
ilmu Sejarah.
Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya’, ini
ditulis oleh Al Imam Abu Nu’aim Al Ashfani -rahimahulloh- ,Nama
lengkapnya adalah Ahmad bin Abdullah bin Ahmad Al-Ashfahani. Beliau
lahir pada tahun 336 H, dan waf at pada tahun 430 H.
Imam Adz-Dzahabi -rahimahulloh- mengatakan,
"Dia adalah Imam Al-Hafizh (penghafal Hadis), Ats-Tsiqah (terpercaya), sangat alim, maha guru Islam."
Imam Al-Khatib Al-Baghdadi -rahimahulloh- mengatakan,
"Saya
tidak melihat orang yang layak menyandang gelar Al-Hafizh selain dua
orang: Abu Nu'aim Al-Ashfahani dan Abu Hazim Al-A'raj."
Ibnu Ahmad Al-Hambali -rahimahulloh- mengatakan,
"Abu
Nu'aim adalah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki isnad
tertinggi yang disertai dengan kuatnya hafalan dan kedalaman pengetahuan
dalam bidang Hadis dan disiplin ilmu-ilmunya." (lihat :
SyadzaratAdz-Dzahab)
Ibnu Mardawaih -rahimahulloh- mengatakan,
"Abu
Nu'aim adalah orang yang didatangi banyak orang pada zamannya. Di
seluruh penjuru dunia ini tidak ada orang yang lebih baik sanad dan
hafalannya daripada dia. Para huffadh (penghafal Hadis) dunia berkumpul
di sisinya. Sehingga setiap hari menjadi giliran salah seorang di antara
mereka untuk membaca apa yang dia inginkan sampai menjelang Dhuhur.
Lalu ketika dia (Abu Nu'aim) pulang ke rumahnya, terkadang ada orang
yang membaca satu juz di hadapannya selama di jalan dan dia sama sekali
tidak mengeluh. Dia selalu sibuk dengan menulis atau menyampaikan
Hadis."
Ibnu Khalkan -rahimahulloh- mengatakan,
"Dia adalah
Al-Hafizh yang sangat populer, penulis kitab Hilyah Al Aulia, Dia
termasuk salah satu tokoh terkemuka dan salah seorang hafizh besar yang
tsiqah (terpercaya)."
Imam Ibnu Taimiyah -rahimahulloh-
pernah ditanya tentang orang yang mau mendengarkan kitab-kitab Hadis dan
Tafsir. Tapi ketika kitab Hilyatul Auliya’ dibacakan kepadanya, orang
itu tidak mau mendengarkannya. Maka Ibnu Taimiyah -rahimahulloh-
menjawab, "Abu Nu'aim adalah salah satu penghafal Hadis terkemuka,
penulis buku terbanyak, dan karya tulisnya banyak dimanfaatkan orang.
Dia lebih besar daripada sekedar disebut tsiqah (terpercaya). Karena
kualitasnya lebih tinggi daripada gelar itu, dan kitabnya (Hilyatul
Auliya) adalah salah satu buku terbaik yang mengangkat kisah-kisah
orang-orang zuhud. Meskipun demikian, di dalamnya terkandung Hadis-Hadis
dan hikayat-hikayat yang batil." (lihat Majmu Al-Fatawa, I8/17)
Ibnu Nashiruddin Ad Dimasqi -rahimahulloh- mengatakan,
"Ketika kitab Hilyatul Auliya selesai disusun, mereka membawanya ke Naisabur dan terjual dengan harga 400 Dinar."
Imam
Ibnu Katsir -rahimahulloh- mengatakan, "Abu Nu'aim Al-Ashfahani
adalah seorang hafizh (penghafal Hadis) yang besar dan memiliki banyak
karya tulis yang bermanf aat dan populer. Di antaranya adalah Hilyatul
Auliya yang terdiri dari banyak jilid. Ini menunjukkan luasnya
periwayatan, banyaknya guru, kekuatannya dalam menelaah sumber-sumber
Hadis dan banyaknya jalur yang dilaluinya."
Kritik terhadap Kitab ini
1. Banyak memuat Hadis maudlu (palsu), tanpa disertai keterangan.
2.
Menyandarkan perilaku sufi kepada para sahabat terkemuka seperti Abu
Bakar, Umar dan Utsman, juga kepada para imam terkemuka selain mereka.
3.
Menyebutkan hikayat-hikayat dan banyak hal tentang sufisme yang tidak
boleh dikerjakan. Karena bisa jadi itu akan didengar oleh pemula yang
sedikit ilmunya, dan mengira bahwa itu semua adalah baik kemudian
diamalkan.
4.Terlalu banyak menyebutkan hal-hal yang bukan menjadi
bagian dari tema sentral kitab ini (yaitu kisah tentang orang-orang
zuhud). Misalnya, menyebutkan banyak cerita tentang orang-orang zuhud
yang terkadang keluar dari pembicaraan tentang ibadah dan kezuhudan
mereka.
Oleh karena itulah, dalam edisi terjemah ini diambilkan dari sumber kitab asli yang telah ditahqiq/ diteliti ulang :
1. diteliti kitab dan mengakurasikan redaksi nya
2. mentahrij ayat-ayat Al Qur’an
3.
mentakhrij hadits-hadits dengan disertai penjelasan tentang keshahihan
atau kelemahannya dengan merujuk pada kitab-kitab Shahih lainnya.
4.menerangkan kata-kata yg sulit difahami makna dalam kitab asli nya.
dengan
demikian, diharapkan, muslimin yang membaca dan mempelajari nya akan
lebih mantap dan tanpa ragu dan khawatir akan kisah2 batil di dalam nya.
Inilah jilid 1, pembahasan tentang sejarah Sahabat Rosululloh -Sholallahu Alaihi Wassalam-
Hilyatul Auliya’ : Sejarah dan Biografi Ulama Salaf [ Jilid 1 ]
Judul asli : Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya’
Penulis :Al Imam Abu Nu’aim Al Ashfani -rahimahulloh-
Pentahqiq : Abdulloh Al Minsyawi, Muhammad Ahmad Isa, Muhammad Abdulloh Al Hindi
Fisik : Buku ukuran sedang, hardcover, 876 hlm
Penerbit : Pustaka Azzam
Harga Rp 193.000