Rabu, 06 Februari 2013

Atlas Al-Qur'an

Dalam khazanah keilmuan Islam, buku ini terhitung baru di bidangnya, belum pernah ada sebelumnya.
Buku ini akan sangat membantu umat Islam untuk membuktikan kebenaran berbagai fakta sejarah dan kejadian serta keberadaan umat-umat terdahulu yang disampaikan oleh al-Quran. Pembuktian ini diperkuat lagi oleh atlas yang memperjelas letak dan posisi tempat kejadian, tempat tinggal suatu kaum, dan berbagai peristiwa penting yang tidak sempat diabadikan.
Tentang tempat turunnya Adam dan Hawa dari surga misalnya, atau tempat pembunuhan Habil dan kuburannya, atau daerah yang dulu sempat dilanda banjir besar yang menewaskan kaum Nabi Nuh as., atau negeri yang menjadi tempat pembinasaan kaum Nabi Luth yang memiliki kebiasaan homoseksual, atau bahkan kisah pembelahan laut oleh Nabi Musa; kisah Ashabul Kahfi, Ashabul Jannah, Ashabul Fiil, Iramadzatil Imad, Ashabul Ukhdud, Ashabul Rassi, atau Rihlatasy Syitaa'i wash Shaif, atau kisah nyata peperangan yang pernah dijalani Rasulullah saw., perjalanan hijrah, haji wada', sampai ketika ajal menjemput beliau. Semua itu dikupas secara mendalam dengan menggambarkan tempat kejadian melalui peta dan foto untuk memperjelas sekaligus membuktikan bahwa sejarah yagn disampaikan al-Qur'an itu bukan dibuat-buat apalagi direkayasa.
Metode ini sengaja digunakan Dr. Syauqi Abu Khalil, penulis buku ini, untuk mempermudah para pembaca dalam emenmukan letak geografis dari sebuah kejadian sekaligu mengenali nama-nama tempat monumental yang disebutkan di dalam al-Qur'an. Gunung Baudza, tempat pertama kali Adam diturunkan misalnya, yagn mungkin banyak orang yang tidak mengetahuinya. Demikian juga dengan Ashqelon, tempat di nama nabi Sulaiman as. dulu mendengar percakapan sekawanan semut. Dan, masih banyak lagi tempat kaum, dan berbagai kejadian penting yang disebutkan al-Quran yang oleh penulis buku ini dicoba untuk dijelaskan secara gamblang.

Buku Yang Membahas Transaksi Keuangan dan Bisnis Modern

 https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTBXGbqs3fZkJ-e962OqmwGH3EaUzO85cbG1VsURTwzxcqOtX1p


Perkembangan ekonomi modern yang dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran barat dewasa ini, perekonomian dunia ke arah yang salah, menyebabkan penindasan ekonomi, kemiskinan struktural dan lainnya, yang berakibat langsung pada perilaku moral manusia, yang mempengaruhi perkembangan teori-teori ekonomi yang menjadi panutan tersebut. Perilaku ekonomi yang tidak diatur dalam bingkai moral yang kuat akan menjadi destruktif bagi alam dan peradaban manusia, karena salah satu di antara ciri makhluk ekonomi menurut teori barat adalah serakah, suatu sifat yang sangat berbahaya, dan tidak diatur oleh ekonomi barat yang sepenuhnya hanya berorientasi pada keuntungan materi. Hal ini sangat berbeda dengan Islam yang merupakan satu-satunya agama yang dengan sangat jelas dan rinci mengatur setiap tatanan dalam kehidupan manusia termasuk perilaku ekonomi. Dalam Islam perilaku ekonomi dan para pelakunya tetap berjalan dalam koridor yang jelas serta memiliki tujuan yang jelas pula, sehingga para makhluk ekonomi dalam Islam justru menjadi cahaya bagi alam dan peradaban manusia. Sayangnya kebanyakan pakar-pakar ekonomi di antaranya dari kalangan Muslim, hanya sedikit -kalau tidak bisa dikatakan tidak ada-yang memiliki kepedulian terhadap sumber-sumber agamanya sebagai rujukan. Kebanyakan mengadopsi mentah-mentah teori ekono-mi barat sebagai dasar pijakannya. Ketidakpedulian ini bisa jadi disebabkan karena kurangnya bahan rujukan yang pas bagi para pelaku ekonomi Muslim, sementara literatur tentang teori-teori ekonomi barat sangat banyak dan mudah diperoleh. Buku yang ada di hadapan pembaca ini adalah satu upaya besar yang dilakukan oleh dua orang ulama kontemporer untuk mengupas, membahas, dan menyajikan sistem serta metode Islam dalam memandu bisnis modern sekarang ini. Isi buku ini amat sulit untuk diungkapkan dengan ringkas, namun baru bisa dirasakan manfaatnya yang amat besar bila dibaca secara runtut dan dipahami secara benar. Sebuah tantangan serius bagi kalangan pebisnis Muslim modern.

Mengenal Kitab Tafsir As Sa'di



Semua kita insya Allah sepakat akan pentingnya memahami al-Qur`an, dan untuk memahaminya adalah melalui buku-buku tafsir yang telah ditulis oleh para ulama. Tapi ini tidak cukup, karena di samping itu harus pula memperhatikan keshahihan manhaj dalam menfsirkan al-Qur`an. Dan salah satu sisi penting buku tafsir kita ini, bahwa penulisnya adalah salah seorang ulama yang teguh berpijak di antara manhaj Ahlus Sunnah.

Dalam pengantarnya, al-Allamah Ibnu Utsaimin berkata, Tafsir ini adalah sebaik-baik buku tafsir, karena memiliki banyak keistimewaan, di antaranya adalah disuguhkan dengan gaya bahasa yang sederhana dan jelas yang dapat langsung dipahami oleh orang yang terpelajar maupun orang awam. Keistimewaan lainnya, bahwa kitab ini menghindari kalimat-kalimat sisipan yang bertele-tele yang tidak ada manfaatnya yang hanya akan membuang-buang waktu. Yang lainnya adalah menghindari perbedaan pendapat dalam penafsiran, kecuali yang prinsipil yang memang harus disebutkan. Keistimewaan lainnya adalah bahwa buku ini tegak di atas manhaj as-Salaf ash-Shalih yang merupakan asas dalam akidah yang lurus. Dan keistimewaan lainnya adalah rinci dalam mengambil kesimpulan yang ditunjukkan oleh ayat-ayat, berupa: faidah-faidah, hukum-hukum, dan hikmah-hikmah. Sebagai contoh, Syaikh as-Sa'di, penulis, menyebutkan faidah dari ayat wudhu dalam Surat al-Ma`idah, tidak kurang dari lima puluh faidah. Demikian Ibnu Utsaimin sampaikan secara ringkas.

Keistimewaan-keistimewaan yang disebutkan oleh al-Allamah Ibnu Utsaimin tersebut adalah urgensi pokok dari buku tafsir kita ini.

Dari sisi lain, buku tafsir as-Sa'di ini telah dirokumendasikan oleh banyak para ualam, sebagai buku tafsir primer bagi setiap muslim.

TENTANG PENULIS

Beliau adalah Syaikh al-Allamah al-Faqih, Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah as-Sa'di.

Beliau berguru kepada ulama-ulama besar di zaman beliau, dan itulah yang mengantarkan beliau muncul menjadi seorang ulama terpandang, bahkan dari didikan dan gemblengan beliaulah muncul Imam Ibnu Utsaimin yang tersohor hingga ke ujung dunia.

Beliau dikenal sebagai seorang yang memiliki akidah bersih dan tegak di atas manhaj as-Salah Shalih. Lebih dari itu, beliau dikenal sebagai seorang yang memiliki perhatian besar kepada karya tulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan murid beliau yang penuh bakti, Ibnul Qayyim al-Jauziyah.

Syaikh as-Sa'di adalah salah seorang ulama yang terpandang, sehingga para ulama besar Ahlus Sunnah abad dua puluh mengenang beliau dengan penuh hormat dan pujian.

Imam Ibn Baz rahimahullah berkata tentang beliau, Syaikh Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah adalah seorang yang luas ilmu fikihnya, dan memiliki perhatian yang serius terhadap yang rajih berdasarkan dalil dari masalah-masalah khilafiyah…. Tidak hanya sekali saya telah menghadiri majelis beliau di Riyadh; beliau tidak banyak bicara kecuali dalam masalah-masalah ilmu. Beliau juga seorang yang tawadhu' (rendah hati), berakhlak mulia. Siapa yang membaca kitab-kitab karya tulis beliau, akan mengetahui keutamaan, ilmu dan perhatian beliau terhadap dalil. Maka semoga Allah melimpahkan rahmat yang luas bagi beliau.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah juga berkata tentang penulis tafsir ini, Sebatas telaah saya terhadap tafsir beliau ini, jelas bagi saya bahwa beliau adalah seorang yang teliti dan selektif dalam memilih pandangan agar berdasar kepada kaidah-kaidah Syari'at, dan beliau sama sekali bukan seorang yang kaku dan fanatik. Saya telah bertemu beliau di Damaskus sebelum empat puluh tahun lebih, dan saya telah mendapatkan ilmu yang banyak dari beliau. Dan saya melihat langsung pada diri beliau sifat tawadhu' seorang ulama, dan beliau dalam hal ini adalah sebagaimana pada umumnya ulama-ulama Najed, yang mengingatkan kepada kita akan akhlak dan sikap tawadhu' para ulama terdahulu.

Komentar dua orang imam besar Ahlus Sunnah ini kami kira lebih dari cukup untuk menggambarkan tingginya kedudukan penulis tafsir ini dari segi ilmu dan keutamaan, serta pentingnya mengkaji buku tafsir beliau ini.

ISI DAN METODOLOGI TAFSIR AS-SA'DI SECARA UMUM

Di awal buku ini Syaikh as-Sa'di, menulis semacam peringatan penting mengenai metodologi beliau dalam tafsir ini. Beliau berkata, Ketahuilah bahwa metode saya dalam tafsir ini adalah bahwa saya menyebutkan makna-makna yang hadir di benak saya. Dan saya tidak hanya mencukupkan dengan menyebutkan apa yang berkaitan dengan tema-tema sebelumnya, lalu tidak menyebutkan apa yang berkaitan dengan tema-tema (serupa) yang datang kemudian; karena Allah menyebutkan ciri khas Kitab al-Qur`an ini sebagai yang diulang-ulang; dimana kabar-kabar, kisah-kisah dan hukum-hukum serta tema-tema yang bermanfaat bagi suatu hukum yang besar, disebutkan secara berulang-ulang. Dan Allah memerintahkan untuk merenungi semuanya; karena di dalam itu semua terdapat tambahan ilmu dan pengetahun, kebaikan lahir dan batin, dan demi memperbaiki segala urusan dengannya.

Syaikh al-Albani pernah ditanya tentang Tafsir kita ini , dan beliau menjawab, Buku tafsir tersebut sangatlah baik dan memiliki pembahasan yang baik pula. Metode penafsiran buku kita ini sangatlah sederhana, yaitu hanya dengan menyebut penggalan ayat, lalu menyebutkan maknanya secara simpel, tanpa menyebutkan berbagai perkataan yang melebar sampai hal-hal yang faidahnya hanya sedikit. Tetapi langsung kepada makna inti ayat, dan dengan bahasan yang lugas, sehingga dengan mudah seorang pembaca dapat menyimpulkan apa yang dimaksud oleh ayat bersangkutan.

Sebagai contoh:

Firman Allah Ta'ala, إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْن (Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan).

Kata penulis, Maknanya: kami khususkan Engkau semata dengan ibadah dan isti'anah (memohon pertolongan); karena didahulukannya obyek mengandung makna pembatasan, yaitu penetapan hukum bagi yang disebutkan dan menafikannya dari selainnya. Maka seakan-akan seseorang berkata, Kami menyembahMu saja dan tidak menyembah selainMu, memohon pertolongan hanya kepadaMu dan tidak meminta pertolongan kepada selainMu.

Didahulukannya penyebutan penyembahan (ibadah) daripada memohon pertolongan adalah mendahulukan yang umum dari pada yang khusus, dan juga sebagai sebuah perhatian untuk mendahulukan hak Allah di atas hak hambaNya.

Ibadah (penyembahan) adalah satu nama yang mencakup apa-apa yang dicintai dan diridhai Allah dari perbuatan dan ucapan, yang zhahir dan yang batin. Dan isti'anah (memohon pertolongan) adalah bersandar kepada Allah dalam usaha mendapatkan kebaikan dan menolak kemudaratan disertai dengan keyakinan penuh terhadap Allah untuk dapat meraih hal tersebut.

Dan menegakkan ibadah dan isti'anah kepada Allah adalah sarana untuk meraih kebahagiaan abadi dan keselamatan dari semua keburukan. Maka tidak ada jalan untuk meraih keselamatan kecuali dengan menegakkan keduanya….

Contoh berikutnya:

Firman Allah Ta'ala,

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

(Tunjukilah kami jalan yang lurus). Kata Syaikh as-Sa'di, Maksudnya: tuntunlah kami, bimbinglah kami, dan arahkan kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang jelas yang menghantarkan kepada Allah dan kepada surgaNya, yaitu mengetahui kebenaran dan melaksanakannya. Maka tunjukilah kami kepada jalan yang lurus dan tunjukilah kami di jalan yang lurus itu. Petunjuk kepada jalan yang lurus adalah berpegang teguh kepada Agama Islam dan meninggalkan agama-agama selainnya, dan petunjuk di jalan yang lurus adalah mencakup petunjuk kepada semua rincian Agama dari segi ilmu dan amal. Maka doa ini adalah di antara doa yang paling simpel tetapi bermakna luas dan paling bermanfaat bagi seorang hamba; dan karena inilah seorang hamba diwajibkan untuk berdoa dengannya dalam setiap rakaat dari Shalatnya, karena itu adalah suatu yang sangat mendasar.

Jalan yang lurus itu ialah:

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

(jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka), yakni, dari para nabi, orang-orang yang benar (dalam beriman), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih.

غَيْرِ (bukan) jalan الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ (mereka yang dimurkai), yaitu yang mengetahui kebenaran namun meninggalkan kebenaran tersebut, seperti orang yahudi dan orang-orang yang memiliki sikap seperti mereka. Dan bukan pula jalan الضَّالِّينَ (orang-orang yang sesat), yaitu orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan, seperti orang-orang Nasrani dan orang-orang yang memiliki sikap seperti mereka. Maka surat al-Fatihah ini, sekalipun sangat pendek (simpel), memuat kandungan yang tidak dimuat oleh satu surat pun di antara surat dalam al-Qur`an. Di mana Surat al-Fatihah ini memuat macam tauhid yang tiga…. (Demikian Syaikh as-Sa'di secara ringkas).

Kutipan ini mudah-mudahan cukup jelas menggambarkan metode penafsiran beliau dalam buku tafsir kita ini.

KEISTIMEWAAN TERBITAN EDISI PUSTAKA SAHIFA

1. Diberi pengantar oleh dua orang murid besar penulis, Syaikh as-Sa'di, yang keduanya kemudian juga muncul sebagai ulama terkemuka, yaitu:
- Imam al-Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, yang muncul menjadi salah seorang anggota Hai`ah Kibar al-Ulama`.
- Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Uqail, ketua Dewan tetap al-Majlis al-Qadha` al-A'la di Saudi Arabia.
2. Naskah yang kami terbitkan ini ditahqiq dan ditakhrij oleh Syaikh Sa'ad bin Fawwaz ash-Shumail.
3. Masing-masing kelompok ayat telah kami pisah-pisah, lalu memuat tafsirnya secara sepenggal demi sepenggal, sehingga mudah untuk dicerna secara tematik.

DATA BUKU

Judul Asli : Taisir al-Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan
Judul Terjemah : Tafsir al-Qur`an
Penulis : Syaikh al-Allamah Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di
Diberi Pengantar :
- Imam al-Allamah Ibnu Utsaimin, murid penulis.
- Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Aqil
Pentahqiq : Sa'ad bin Fawwaz Ash-Shumail
Tebal buku :  7 jilid lengkap, 
Ukuran : 16 x 24,5 cm.
Penerbit : PUSTAKA SAHIFA  dan Darul Haq – Jakarta,

Sumber : darulhaq.com

Sabtu, 02 Februari 2013

Atlas Agama Agama

Penulis : Sami bin Abdullah al-Maghlouth
Ukuran : 21 x 28 cm.
Halaman : 642 hlm.
Kertas : Artpaper, Fullcolor
Cetakan 1, Januari 2011
ISBN : 978-602-8074-43-8
Mencari Satu Titik Kebenaran dan Menilik Sisi Lain Agama-agama

Sejarah agama tidak terlepas dari sejarah perkembangan manusia sendiri. Berbagai agama muncul sesuai dengan kondisi umat manusia yang ada. Sebab, agama berfungsi meluruskan akidah dan moral umat yang sudah bengkok. Namun, sangat sedikit orang yang mengetahui sejarah agama yang dipeluknya. Buku ini mencoba membantu Anda untuk mengetahui sejarah agama yang Anda peluk, bahkan mengenal sejarah berbagai agama yang ada hingga saat ini. Beberapa hal yang dapat Anda ketahui dari buku ini antara lain sebagai berikut.

- Bagaimana sejarah munculnya agama dan mengapa agama bisa berbeda-beda?
- Seperti apa doktrin dan ritual agama Hanifiyah, Yahudi, Nasrani, dan Islam?
- Bagaimana sejarah perkembangan masing-masing agama itu?
- Apa persamaan dan perbedaan agama-agama langit tersebut?
- Agama apa saja yang termasuk agama bumi?
- Seperti apakah sisa-sisa sejarah kawasan Mesopotamia, Mesir, Syam, Yunani, dan Romawi sebagai tempat munculnya berbagai agama kuno?
- Bagaimanakah perkembangan sejarah alphabet kuno dari tahun 1300 SM-700M?
- Bagaimanakah ritual serta konsep keagamaan agama Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan Majusi?
- Siapa saja dan bagaimana riwayat para pencetus agama-agama lainnya di Asia Timur?
- Bagaimanakah keyakinan bangsa kuno di Benua Amerika, seperti Inka, Aztek, dan Maya?

Jawaban dari semua pertanyaan di atas bisa Anda temukan di dalam buku atlas ini. Buku ini tidak hanya menyuguhkan seluk-beluk serta beragam ritual agama dan keyakinan bangsa-bangsa kuno yang muncul sejak ribuan tahun Sebelum Masehi, tetapi juga memaparkan kebudayaan dan peradaban yang sudah ada sejak saat itu. Istimewanya, buku ini diperkuat dengan beragam gambar dan foto sebagai fakta sejarah yang akan membuat Anda semakin takjub.

Selamat membaca!

Mengapa Harus Membaca ?

Mengapa Harus Membaca ? Kegiatan membaca sangat diperlukan dalam membantu perkembangan kecerdasan anak. Kebiasaan membaca tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Selain memberikan teladan, orang tua hendaknya mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan buku sejak dini. Kelak, ketika memasuki dunia sekolah, mereka akan lebih siap untuk membaca buku-buku pelajaran maupun buku pengetahuan lainnya.

Keluarga menjadi faktor penting dalam membentuk kebiasaan anak. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dirumah. Sejak usia 18 tahun, anak menghabiskan rata-rata 14% dari waktu hidupnya di sekolah dan 86% di rumah.
Suatu penelitian menyebutkan bahwa rata-rata lulusan SMP telah menghabiskan waktu 15.000 jam untuk menonton TV. Bandingkan dengan waktu yang dihabiskan dikelas yang hanya 11.000 jam (nielsen index). Ternyata waktu menonton TV tersebut lebih banyak dibanding waktu untuk mencapai gelar sarjana. (james trelease). Tak heran kalau anak mudah sekali meniru tingkah laku bintang iklan atau artis karena waktu interaksinya yang lama.
Kebiasaan menonton teve kurang memberikan dampak yang baik bagi anak. Gambar-gambar tv berubah cepat sehingga otak tidak sempat memproses imagae secara baik. Sumber cahaya yang berpendar dari tv meletakan belahan otak kiri dan kanan ke dalam gelombang alpha (slow wave of inactivity) yang merusak keseimbangan dan interaksi antara belahan otak kiri dan kanan.
Hasil besaran fisik yang dipencarkan media audio visual elektronik (medan magnet dan elektrik) masih jaus dibawah ambang yangg di izinkan WHO. Intensitas kebisingan televisi berpengaruh buruk terhadap memori jangka pendek, kemampuan membaca, dan konsentrasi.
Berbeda dengan menonton yang cenderung pasif, kegiatan membaca akan mengaktivasi kemampuan berfikir dan menganalisi. Dengan membaca, membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi anak. Membaca juga mampu menstimulasi rasa ingin tahu (kurositas) anak. Selain itu, membaca juga memberi peluang lebih luas untuk menstimulasi imajinasi
Sejak lahir manusia telah dibekali dengan otak yang super canggih. Dalam otak manusia, terdapat 100 milyar neuron, 1 trilyun sel glial, 1.000 trilyun titik sambungan sinaptik, 280 kuintiliun memori. Dari 100 miliar neuron atau sel saraf aktif masing-masing neuron itu memiliki hingga 20.000 koneksi.
Jika digunakan secara optimal, otak manusia mampu menampung informasi sebanding dengan 500 jilid ensiklopedia. Sayangnya, hanya sekitar 1% dari potensi dan kapasitas otak yang digunakan.
Sambungan saraf aktif akan mati jika tidak di rangsang dengan informasi baru. Semakin banyak dirangsang, sambungan sel saraf aktif akan terus berkembang.