Sejarah hidup generasi Salaf mengandung banyak
sekali pelajaran yang berharga, petuah yang baik, petunjuk dan cahaya,
kemenangan dan keberuntungan, kebahagiaan dan kesuksesan. Di sana ada
penyucian karakter, pelembutan jiwa, pemantapan iman dan tauhid, dan
pemandangan nyata mengenai komitmen terhadap agama. Dan boleh dikata
sejarah hidup mereka adalah f igur yang bisa dijadikan sebagai contoh
dan tauladan dalam segala hal.
Abdullah bin Mas'ud -Rodliallohu Anhu- berkata,
"Barangsiapa ingin mencari tauladan, hendaklah ia mencari tauladan pada orang yang sudah mati. Karena orang yang hidup tidak terjamin aman dari ancaman fitnah."
Itulah jalan dan nasihat sahabat Abdullah bin Mas'ud, sebagai pedoman bagi kita dalam mencari suri tauladan. Sebab, manusia yang sempurna jumlahnya sangatlah sedikit.
Membicarakan kehidupan generasi seperti mereka akan menghidupkan hati dan membangkitkan semangat Oleh karena itulah ketika ulama besar Al Imam Abdullah bin Mubarak -rahimahulloh- ditanya, "Mengapa anda tidak mau duduk bersama kami?" Dia menjawab," Aku pergi untuk duduk bersama para sahabat Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam- ." Maksudnya adalah beliau lebih memilih untuk belajar dan membaca buku-buku biografi dan sejarah hidup mereka.
Karena metode pendidikan yang bisa meresap ke dalam hati adalah membaca sejarah hidup orang-orang terkemuka.
Inilah jilid 1, pembahasan tentang sejarah Sahabat Rosululloh -Sholallahu Alaihi Wassalam-
Hilyatul Auliya’ : Sejarah dan Biografi Ulama Salaf [ Jilid 1 ]
Judul asli : Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya’
Penulis :Al Imam Abu Nu’aim Al Ashfani -rahimahulloh-
Pentahqiq : Abdulloh Al Minsyawi, Muhammad Ahmad Isa, Muhammad Abdulloh Al Hindi
Fisik : Buku ukuran sedang, hardcover, 876 hlm
Penerbit : Pustaka Azzam
Harga Rp 193.000
Abdullah bin Mas'ud -Rodliallohu Anhu- berkata,
"Barangsiapa ingin mencari tauladan, hendaklah ia mencari tauladan pada orang yang sudah mati. Karena orang yang hidup tidak terjamin aman dari ancaman fitnah."
Itulah jalan dan nasihat sahabat Abdullah bin Mas'ud, sebagai pedoman bagi kita dalam mencari suri tauladan. Sebab, manusia yang sempurna jumlahnya sangatlah sedikit.
Membicarakan kehidupan generasi seperti mereka akan menghidupkan hati dan membangkitkan semangat Oleh karena itulah ketika ulama besar Al Imam Abdullah bin Mubarak -rahimahulloh- ditanya, "Mengapa anda tidak mau duduk bersama kami?" Dia menjawab," Aku pergi untuk duduk bersama para sahabat Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam- ." Maksudnya adalah beliau lebih memilih untuk belajar dan membaca buku-buku biografi dan sejarah hidup mereka.
Karena metode pendidikan yang bisa meresap ke dalam hati adalah membaca sejarah hidup orang-orang terkemuka.
Begitu banyak buku-buku yang mengisahkan tentang
perjalanan hidup, siroh, thabaqot, sejarah para Salaf, salah satu
diantaranya kitab : Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya’ ( Perhiasan
para wali dan tingkatan orang-orang ‘suci’), sebuah kitab ensiklopedi
Islam yang memaparkan sejarah dan biografi para ulama Salaf terdahulu
secara detail. Dengan membawakan hadits dan atsar beserta
sanad-nya.mencerikan sejarah hidup generasi islam mulai dari generasi
Shahabat, Tabi’in, tabiut tabi’in dan seterus nay dari ulama-ulama
Sunnah.
Sistematika penyajian buku ini terbilang klasik, karena semua kisah dan biografi ulama Salaf disini diceritakan menggunakan hadits dan atsar lengkap, sehingga valliditas dan keontetikan ceritanya pun bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiyah lewat studi hadits dan atsar. Oleh karena itu buku ini menjadi referensi utama dalam disiplin ilmu Sejarah.
Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya’, ini ditulis oleh Al Imam Abu Nu’aim Al Ashfani -rahimahulloh- ,Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Abdullah bin Ahmad Al-Ashfahani. Beliau lahir pada tahun 336 H, dan waf at pada tahun 430 H.
Imam Adz-Dzahabi -rahimahulloh- mengatakan,
"Dia adalah Imam Al-Hafizh (penghafal Hadis), Ats-Tsiqah (terpercaya), sangat alim, maha guru Islam."
Imam Al-Khatib Al-Baghdadi -rahimahulloh- mengatakan,
"Saya tidak melihat orang yang layak menyandang gelar Al-Hafizh selain dua orang: Abu Nu'aim Al-Ashfahani dan Abu Hazim Al-A'raj."
Ibnu Ahmad Al-Hambali -rahimahulloh- mengatakan,
"Abu Nu'aim adalah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki isnad tertinggi yang disertai dengan kuatnya hafalan dan kedalaman pengetahuan dalam bidang Hadis dan disiplin ilmu-ilmunya." (lihat : SyadzaratAdz-Dzahab)
Ibnu Mardawaih -rahimahulloh- mengatakan,
"Abu Nu'aim adalah orang yang didatangi banyak orang pada zamannya. Di seluruh penjuru dunia ini tidak ada orang yang lebih baik sanad dan hafalannya daripada dia. Para huffadh (penghafal Hadis) dunia berkumpul di sisinya. Sehingga setiap hari menjadi giliran salah seorang di antara mereka untuk membaca apa yang dia inginkan sampai menjelang Dhuhur. Lalu ketika dia (Abu Nu'aim) pulang ke rumahnya, terkadang ada orang yang membaca satu juz di hadapannya selama di jalan dan dia sama sekali tidak mengeluh. Dia selalu sibuk dengan menulis atau menyampaikan Hadis."
Ibnu Khalkan -rahimahulloh- mengatakan,
"Dia adalah Al-Hafizh yang sangat populer, penulis kitab Hilyah Al Aulia, Dia termasuk salah satu tokoh terkemuka dan salah seorang hafizh besar yang tsiqah (terpercaya)."
Imam Ibnu Taimiyah -rahimahulloh- pernah ditanya tentang orang yang mau mendengarkan kitab-kitab Hadis dan Tafsir. Tapi ketika kitab Hilyatul Auliya’ dibacakan kepadanya, orang itu tidak mau mendengarkannya. Maka Ibnu Taimiyah -rahimahulloh- menjawab, "Abu Nu'aim adalah salah satu penghafal Hadis terkemuka, penulis buku terbanyak, dan karya tulisnya banyak dimanfaatkan orang. Dia lebih besar daripada sekedar disebut tsiqah (terpercaya). Karena kualitasnya lebih tinggi daripada gelar itu, dan kitabnya (Hilyatul Auliya) adalah salah satu buku terbaik yang mengangkat kisah-kisah orang-orang zuhud. Meskipun demikian, di dalamnya terkandung Hadis-Hadis dan hikayat-hikayat yang batil." (lihat Majmu Al-Fatawa, I8/17)
Ibnu Nashiruddin Ad Dimasqi -rahimahulloh- mengatakan,
"Ketika kitab Hilyatul Auliya selesai disusun, mereka membawanya ke Naisabur dan terjual dengan harga 400 Dinar."
Imam Ibnu Katsir -rahimahulloh- mengatakan, "Abu Nu'aim Al-Ashfahani adalah seorang hafizh (penghafal Hadis) yang besar dan memiliki banyak karya tulis yang bermanf aat dan populer. Di antaranya adalah Hilyatul Auliya yang terdiri dari banyak jilid. Ini menunjukkan luasnya periwayatan, banyaknya guru, kekuatannya dalam menelaah sumber-sumber Hadis dan banyaknya jalur yang dilaluinya."
Kritik terhadap Kitab ini
1. Banyak memuat Hadis maudlu (palsu), tanpa disertai keterangan.
2. Menyandarkan perilaku sufi kepada para sahabat terkemuka seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman, juga kepada para imam terkemuka selain mereka.
3. Menyebutkan hikayat-hikayat dan banyak hal tentang sufisme yang tidak boleh dikerjakan. Karena bisa jadi itu akan didengar oleh pemula yang sedikit ilmunya, dan mengira bahwa itu semua adalah baik kemudian diamalkan.
4.Terlalu banyak menyebutkan hal-hal yang bukan menjadi bagian dari tema sentral kitab ini (yaitu kisah tentang orang-orang zuhud). Misalnya, menyebutkan banyak cerita tentang orang-orang zuhud yang terkadang keluar dari pembicaraan tentang ibadah dan kezuhudan mereka.
Oleh karena itulah, dalam edisi terjemah ini diambilkan dari sumber kitab asli yang telah ditahqiq/ diteliti ulang :
1. diteliti kitab dan mengakurasikan redaksi nya
2. mentahrij ayat-ayat Al Qur’an
3. mentakhrij hadits-hadits dengan disertai penjelasan tentang keshahihan atau kelemahannya dengan merujuk pada kitab-kitab Shahih lainnya.
4.menerangkan kata-kata yg sulit difahami makna dalam kitab asli nya.
Sistematika penyajian buku ini terbilang klasik, karena semua kisah dan biografi ulama Salaf disini diceritakan menggunakan hadits dan atsar lengkap, sehingga valliditas dan keontetikan ceritanya pun bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiyah lewat studi hadits dan atsar. Oleh karena itu buku ini menjadi referensi utama dalam disiplin ilmu Sejarah.
Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya’, ini ditulis oleh Al Imam Abu Nu’aim Al Ashfani -rahimahulloh- ,Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Abdullah bin Ahmad Al-Ashfahani. Beliau lahir pada tahun 336 H, dan waf at pada tahun 430 H.
Imam Adz-Dzahabi -rahimahulloh- mengatakan,
"Dia adalah Imam Al-Hafizh (penghafal Hadis), Ats-Tsiqah (terpercaya), sangat alim, maha guru Islam."
Imam Al-Khatib Al-Baghdadi -rahimahulloh- mengatakan,
"Saya tidak melihat orang yang layak menyandang gelar Al-Hafizh selain dua orang: Abu Nu'aim Al-Ashfahani dan Abu Hazim Al-A'raj."
Ibnu Ahmad Al-Hambali -rahimahulloh- mengatakan,
"Abu Nu'aim adalah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki isnad tertinggi yang disertai dengan kuatnya hafalan dan kedalaman pengetahuan dalam bidang Hadis dan disiplin ilmu-ilmunya." (lihat : SyadzaratAdz-Dzahab)
Ibnu Mardawaih -rahimahulloh- mengatakan,
"Abu Nu'aim adalah orang yang didatangi banyak orang pada zamannya. Di seluruh penjuru dunia ini tidak ada orang yang lebih baik sanad dan hafalannya daripada dia. Para huffadh (penghafal Hadis) dunia berkumpul di sisinya. Sehingga setiap hari menjadi giliran salah seorang di antara mereka untuk membaca apa yang dia inginkan sampai menjelang Dhuhur. Lalu ketika dia (Abu Nu'aim) pulang ke rumahnya, terkadang ada orang yang membaca satu juz di hadapannya selama di jalan dan dia sama sekali tidak mengeluh. Dia selalu sibuk dengan menulis atau menyampaikan Hadis."
Ibnu Khalkan -rahimahulloh- mengatakan,
"Dia adalah Al-Hafizh yang sangat populer, penulis kitab Hilyah Al Aulia, Dia termasuk salah satu tokoh terkemuka dan salah seorang hafizh besar yang tsiqah (terpercaya)."
Imam Ibnu Taimiyah -rahimahulloh- pernah ditanya tentang orang yang mau mendengarkan kitab-kitab Hadis dan Tafsir. Tapi ketika kitab Hilyatul Auliya’ dibacakan kepadanya, orang itu tidak mau mendengarkannya. Maka Ibnu Taimiyah -rahimahulloh- menjawab, "Abu Nu'aim adalah salah satu penghafal Hadis terkemuka, penulis buku terbanyak, dan karya tulisnya banyak dimanfaatkan orang. Dia lebih besar daripada sekedar disebut tsiqah (terpercaya). Karena kualitasnya lebih tinggi daripada gelar itu, dan kitabnya (Hilyatul Auliya) adalah salah satu buku terbaik yang mengangkat kisah-kisah orang-orang zuhud. Meskipun demikian, di dalamnya terkandung Hadis-Hadis dan hikayat-hikayat yang batil." (lihat Majmu Al-Fatawa, I8/17)
Ibnu Nashiruddin Ad Dimasqi -rahimahulloh- mengatakan,
"Ketika kitab Hilyatul Auliya selesai disusun, mereka membawanya ke Naisabur dan terjual dengan harga 400 Dinar."
Imam Ibnu Katsir -rahimahulloh- mengatakan, "Abu Nu'aim Al-Ashfahani adalah seorang hafizh (penghafal Hadis) yang besar dan memiliki banyak karya tulis yang bermanf aat dan populer. Di antaranya adalah Hilyatul Auliya yang terdiri dari banyak jilid. Ini menunjukkan luasnya periwayatan, banyaknya guru, kekuatannya dalam menelaah sumber-sumber Hadis dan banyaknya jalur yang dilaluinya."
Kritik terhadap Kitab ini
1. Banyak memuat Hadis maudlu (palsu), tanpa disertai keterangan.
2. Menyandarkan perilaku sufi kepada para sahabat terkemuka seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman, juga kepada para imam terkemuka selain mereka.
3. Menyebutkan hikayat-hikayat dan banyak hal tentang sufisme yang tidak boleh dikerjakan. Karena bisa jadi itu akan didengar oleh pemula yang sedikit ilmunya, dan mengira bahwa itu semua adalah baik kemudian diamalkan.
4.Terlalu banyak menyebutkan hal-hal yang bukan menjadi bagian dari tema sentral kitab ini (yaitu kisah tentang orang-orang zuhud). Misalnya, menyebutkan banyak cerita tentang orang-orang zuhud yang terkadang keluar dari pembicaraan tentang ibadah dan kezuhudan mereka.
Oleh karena itulah, dalam edisi terjemah ini diambilkan dari sumber kitab asli yang telah ditahqiq/ diteliti ulang :
1. diteliti kitab dan mengakurasikan redaksi nya
2. mentahrij ayat-ayat Al Qur’an
3. mentakhrij hadits-hadits dengan disertai penjelasan tentang keshahihan atau kelemahannya dengan merujuk pada kitab-kitab Shahih lainnya.
4.menerangkan kata-kata yg sulit difahami makna dalam kitab asli nya.
dengan
demikian, diharapkan, muslimin yang membaca dan mempelajari nya akan
lebih mantap dan tanpa ragu dan khawatir akan kisah2 batil di dalam nya.
Hilyatul Auliya’ : Sejarah dan Biografi Ulama Salaf [ Jilid 1 ]
Judul asli : Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya’
Penulis :Al Imam Abu Nu’aim Al Ashfani -rahimahulloh-
Pentahqiq : Abdulloh Al Minsyawi, Muhammad Ahmad Isa, Muhammad Abdulloh Al Hindi
Fisik : Buku ukuran sedang, hardcover, 876 hlm
Penerbit : Pustaka Azzam
Harga Rp 193.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar