Nisfu Sya’ban, Rebo Wekasan, Tingkepan & Bid’ah-bid’ah dari Muharram-Dzulhijjah
Ada Ritual Kyai yang Membahayakan Aqidah Ummat!!
Keadaan
yang sudah buruk ini apalagi ditambah dengan merebaknya ritual-ritual
para kiai ahli bid’ah yang dianggap sunnah dan diperparah lagi oleh
sikap MUI dan ULAMA NU itu sendiri yang mendiamkan atas penyimpangan
tersebut, karena mereka takut jabatannya lengser atau popularitasnya
pudar serta tak ingin kehilangan muka, meski harus mendapat murka dari
Allah.
Sudah
menjadi kewajiban bagi semua Ulama, apalagi sang Mantan kiai NU. Dengan
mohon pertolongan kepada Allah, penulis berupaya sekuat tenaga untuk
meluruskan berbagai bentuk kekeliruan di lingkungan keluarga, santri dan
jami-iyahnya, yang sering dilakukan oleh para tokoh umat atau kiai
dalam menjalankan ritual-ritual tersebut, padahal tidak pernah
dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Penulis
menyajikan masalah tersebut secara terperinci dan aktual, dilengkapi
dalil dari al-Quran, as-Sunnah yang shohih dan kitab-kitab referensi
dari 4 (empat) Imam Madzhab serta fatwa para Ulama Mutaqoddimin dan
Mutaakhir. Setelah menelaah dan merenungkan kandungan isi buku ini,
Insya Allah anda akan melihat banyaknya Ritual tersebut yang kita anggap
baik dan sesuai sunnah, ternyata keliru dan tak punya dalil yang
shohih.
Sekedar
contoh yang sering kita amalkan: Peringatan Nisfu Syaban, Rebo Wekasan,
Tingkepan, Selapanan, Puasa Rejeb dan lain-lain, banyak orang yang
merasa kurang afdhol dan dikucilkan jika mereka tidak melakukan
ritual-ritual tersebut. Kita hanya bisa berlindung kepada-Nya dari
kejelekan amalan-amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah.
Kami
menyadari bahwa tulisan Mantan KIAI NU, adik dari KH. Mujadi Pimpinan
PP. KH. Mustawa, Sepanjang atau menantu Kiai Imam Hambali (nyantri
langsung kepada Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asyari/Pendiri NU) dan adik
ipar KH. Hasyim Hambali Pimpinan PP. Asy-Syafiiyah, dan juga adik ipar
dari KH. Abdullah Ubaid Pengasuh-PP. Mambaul Quran, Tambak Sumur
Waru-Sidoarjo ini, jauh dari kesempurnaan, Sekaligus menanti adanya
saran dan kritik yang membangun tentunya harus berdasarkan al-Quran dan
as-Sunnah yang shohih dalam bimbingan pemahaman salaful ummah.
Sumber: http://www2.muslimedia.web.id/buku-islam/mantan-kyai-nu-meluruskan-ritual-ritual-kiai-ahli-bidah-yang-dianggap-sunna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar